Jarum
di jam menunjukkan pukul 06.45, pertanda kuliah shubuh berakhir. Para santri
segera membubarkan diri dan menuju kamar mereka masing-masing. Dzakiy dan Ni’am
berjalan beriringan menuju kamar mereka, Blok Abu Huroiroh Nomor 1, sambil
mengobrol hal-hal yang tak penting.
“Kalo
tiap hari kayak tadi bisa berotot ni betis gue” kata Dzakiy bercanda
“Hahahah”
tawa Ni’am mendengar itu dengan spontan “Bisa aja loe”
“beneran
kok, capek banget. Pegel lagi”
“ya
iyalah kuliah 15 menit sambil berdiri mana mungkin gak capek”
“kalo
loe mah gak mungkin capek”
“lho,
kok bisa si? Capek lah!!”
“kan
loe udah terbiasa, jadi udah gak terasa capek”
“ah,
rese loe” kata Ni’am sedikit sewot. “eh, tu liat ada apaan? Kok kayaknya ada
yang menarik perhatian temen-temen!”
“iya.
Liat yuk”
Mereka
pun bergegas ke arah anak-anak yang tengah bergerombol.
“ada
apaan ni? Bikin kepo aja”
“ada
santri baru lewat sini. Cewek. Cantik banget lagi.” Kata salah seorang.
“what???”
sahut Ni’am sedikit kaget “siapa? Kelas berapa?”
“woe,
biasa aja dong loe, malu-maluin gue aja!” Zakiy menyela
“katanya
si kelas VIII-A.”
“apa?”
kini giliran Zakiy terperangah
“eh,
biasa aja lah, jangan kampungan gitu.” Balas Ni’am sambil terkekeh.
“masa
santri baru bisa masuk kelas itu si?”
“ya
nggak tahu, katanya gitu kok”
“ya
udah, makasih ya bro infonya” kata Ni’am sambil berlalu meninggalkan kerumunan
itu. Dia pun menyeret Zakiy yang masih belum terima dengan info itu.
“udah
ah bro, nggak usah difikirin. Cuma masalah gitu aja kok” kata Ni’am “mungkin
dia emang bener-bener istimewa. Hahahaha”
“ah
dasar loe!! Loe nya aja yang kesenengan!!”
Merekapun segera masuk ke kamar dan bersiap
pergi ke sekolah.
to be continued...
0 Response to "Mutiara Hati Penjara Suci (Part 2)"
Post a Comment