Good Bye Masa Lalu (Part 3)



21 Oktober 2015
Hampir satu bulan saat semuanya dimulai. Semua telah berubah. Ya, kau telah berhasil merubahnya. Kurasa kita berdua saat ini tengah menikmati kebersamaan ini. Penuh tawa, senyum. Namun, masih ada satu hal yang mengganjal di pikiranku saat itu, sampai kapan hal ini akan berlangsung. Sampai kapan salah satu dari kita akan merasa bosan dengan kebersamaan dan meninggalkan yang lain dengan dalih ‘aku butuh me time’ dan tak pernah kembali pada ‘this our times’.
Tanpa rasa peduli kuenyahkan semua pikiran itu. Aku tak ingin merusak kebahagiaan yang mungkin hanya sesaat ini dengan pikiran negatifku. Dan memang itulah aku, aku tak akan membiarkan pikiran negatif mengacaukan kehidupanku. Setidaknya, tak ada ruginya untuk tetap berpikiran positif. Dan harus kuakui, jika aku membiarkan pikiran negatif menguasaiku saat itu, semua akan berakhir saat itu juga. Dan aku tak akan pernah mengerti bagaimana akhir dari semua cerita yang terlihat cukup mempesona ini, setidaknya bagiku. Dan yang lebih buruk, aku tidak akan pernah mendapat pelajaran itu. Ya, dan pelajaran itulah yang membuatku bersyukur bisa bertemu denganmu.
Setelah berhasil memasuki kehidupanku, kau pun mencoba untuk membuka dirimu sendiri. Dan aku menghargai kejujuranmu itu. Sangat menghargainya. Dan mungkin kau menyadari bahwa penghargaanku pada semua orang lah yang menjadi passion unik yang aku miliki, yang juga telah membawamu melangkah terlalu jauh ke dalam lingkaran medan kehidupanku. Perlahan kau membiarkan kehidupanmu larut dalam semua ini. Dan sorot ketulusan di matamu tidak membuatku berpikir bahwa ada niatan buruk di sana. Dan entah saat itu kau memang sengaja atau bagaimana, aku tak tahu. Yang jelas, itu semua sangat berbeda dengan kau yang ku kenal saat ini. Bukan saat itu.
Seiring berjalannya waktu, kita saling terbuka, menceritakan tentang masing-masing, serta menjadi pendengar setia yang menikmati berputarnya waktu dalam kebersamaan. Tertawa, tersenyum, suasana hangat, dan kenyamanan, hanya itulah yang bisa kuingat saat itu. Dan mengira semua hal itu juga terjadi padamu. Apakah perkiraanku benar atau salah, hingga saat ini akupun tak tahu. Dan seandainya aku bertanya padamu, kau pasti berbohong. Jadi, diam adalah langkah paling tepat yang terbersit dalam pikiranku.
Kuncup bungapun menggelar mahkotanya
Menawarkan keindahan
Indah dan wangi
Namun siapa yang tak tahu
Mawar adalah bunga berduri
Yang siap membuatmu berdarah semerah mahkotanya
Luka yang sebanding dengan pesona

to be continued...

Related Posts:

0 Response to "Good Bye Masa Lalu (Part 3)"

Post a Comment